Tuesday, November 1, 2016

Baby Blues Saat Menyusui, Bikin Keki

baby blues

Semua orang tau, anak adalah anugerah terindah yang kita miliki. *seperti lagunya Sheila On 7. Hehe..
Tak ada satupun barang yang berharga di dunia ini, yang bisa menggantikan kehadiran anak.

Alhamdulillah, saya sudah mempunyai seorang anak yang sangat berharga untuk saya dan keluarga. Dari awal kehamilan, saya sudah mulai mencari informasi tentang kehamilan. Do and don'ts saat hamil, hingga mencari tempat untuk hunting perlengkapan bayi yang lucu dan sesuai kantong. Semua itu bertujuan untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan sempurna untuk anak saya.

Saya akui sebagai ibu baru, saya sangat perfectionist hingga merencanakan semua hal yang harus saya lakukan tiap jamnya. Dan saya yakin semua ibu baru, melakukan hal yang sama dengan saya. Walaupun yang saya lakukan sudah terencana, tetapi tetap saja semuanya terjadi di luar kehendak dan rencana saya. Seakan Allah mempunyai banyak kejutan untuk saya dan keluarga. Padahal rencana sudah saya buat, semua saran dokter telah saya lakukan hingga mitos pun saya lakukan. Terkadang antara medis dan mitos saling bertentangan. Tak jarang saya dibuat bingung harus menuruti yang mana. 

Dukungan dan bimbingan dari keluarga membuatku lebih tegar dan menikmati semua fase kehamilan. Semua rasa mual, emosi yang tidak stabil, rasa sakit dan nyeri di tubuh ini semua ku jalani dengan senang hati. 

Setelah melahirkan ternyata perjuangan seorang ibu belum berakhir. Justru malah baru dimulai. Yang awalnya kita dengan leluasa bisa melakukan aktivitas tanpa diganggu, setelah melahirkan pola aktivitas semua tergantung dengan keadaan anak.

Pola makan yang biasanya teratur 3x sehari, mulai tak beraturan. Baru bisa makan setelah sang anak tidur. Pola tidur juga berubah. Yang awalnya dalam semalam kita bisa tidur 7-8 jam, saat sudah melahirkan hanya bisa tidur setelah anak tidur. Dan biasanya setiap jam, bayi terbangun. Baik karena lapar, pipis ataupun buang air besar. Untuk mandipun hanya bisa dilakukan pada saat anak tidur atau ada keluarga yang menjaga sang anak.

Pengalaman Saya Mengenai Baby Blues
Perubahan pola hidup inilah yang sering membuat ibu syok, dan stres menghadapinya. Keadaan ini sering disebut baby blues. Saya termasuk ibu yang pernah mengalami baby blues. Waktu itu saya merasa sangat syok atau kaget dengan perubahan pola hidup dalam hidup saya. Biasanya bisa dengan bebas melakukan kehendak kita, setelah melahirkan saya harus setiap jam mendengar tangisan anak saya. Baik karena lapar, pipis, buang air besar maupun karena merasa tidak nyaman. Memang benar sih, bayi hanya menangis yang bisa ia lakukan. Menangis adalah cara bayi untuk memberitahukan kepada orang sekitarnya tentang apa yang bayi rasakan. Waktu itu emosi saya menjadi tidak stabil. Kalau mendengar bayi saya menangis, saya bisa langsung marah-marah tak jelas dan bisa sampai teriak-teriak seperti orang gila. Harus siap 24 jam, menyusui, mengganti popok, menenangkan anak yang menangis dan lain-lain. Hampir selama 24 jam itu saya tidak bisa tidur nyenyak hingga berbulan-bulan. Untuk mandi, dan makan hanya bisa dilakukan sesempatnya saja. Apalagi pada saat anak sedang sakit, seharian penuh saya harus menggendongnya. 

Proses pemberian ASI Eksklusif pun tak kalah drama nya. Perjuangan saya untuk ASI Eksklusif sangat berat saya rasakan. Minggu pertama ASI Ekslusif tak ada masalah. Di minggu kedua, mulai saya rasakan rasa sakit di area puting pada payudara saya. Hal ini berlanjut hingga puting payudara saya mengalami retak-retak yang sakitnya luar biasa. Apalagi pada saat menyusui bayi saya. Tidak disusui saja sudah sakit, apalagi pada saat disusui. Tingkatan sakitnya sudah sangat luar biasa. Serba salah. Saya paksakan menyusui, puting payudara saya sakit sekali, tapi kalau saya tidak menyusui payudara saya yang sakit karena ASInya tidak dikeluarkan. Semua cara telah dilakukan untuk meredakan rasa sakit dan menyembuhkan retak-retak pada area puting. Dari mengolesi dengan salep dari dokter bahkan dengan cara mitos menggunakan daun kacang panjang yang dihaluskan, disaring air sari daun kacang panjang kemudian air tersebut di oleskan ke area puting yang sedang sakit. lumayan manjur sih, tapi masalah baru muncul. Kuantitas ASI  malah mulai berkurang. Saya mengetahuinya setiap bayi saya menyusui, ia selalu masih merasa lapar dan belum puas. Saya mengatasinya dengan berusaha makan lebih banyak dan makan makanan yang telah dianjurkan banyak orang, seperti sayur daun katuk. Saya juga minum ASI booster. tetapi ternyata tetap saja hasilnya tidak memuaskan. 

Rasa lelah, marah, dan kesal karena ASI sedikit keluarnya semua campur aduk dalam hati. Untungnya ada keluarga yang mendampingi saya, sehingga baby blues yang saya rasakan tak makin parah.

Ada satu perkataan ibu saya yang selalu saya ingat, "Jangan sampai marah atau bahkan malah ada rasa penyesalan pada anak. Karena kita yang menginginkan kehadiran anak, kita yang memohon kepada Allah SWT untuk diberikan anak. Bukan anak yang menginginkan kita".

Ternyata baby blues tidak mengenal kalangan kaya atau miskin bahkan juga tidak mengenal usia sang ibu. Ini terbukti seorang selegram Elizabeth Zenifer pun pernah mengalaminya. Ia menceritakan pengalamannya pada saat mengalami dan mengatasi baby blues. 

Acara Blibli Friends Meet Up

blibli friends meet up
Elizabeth Zenifer dan Carlin Kawidjaja dalam acara Blibli Friends Meet Up

Elizabeth Zenifer berbagi pengalamannya pada saat ia menghadiri acara Blibli Friends Meet Up " Overcoming Baby Blues and Breast Feeding" pada hari Jumat, 28 Oktober 2016 di Kusuma Candra Apartemen and Office. Ia menceritakan betapa perfectionist dan overprotective nya dia terhadap anaknya yang bernama David. Dia merasa sanggup mengasuh anaknya tanpa bantuan siapapun termasuk nanny. Ia juga sangat terobsesi untuk memberikan ASI Eksklusif. Padahal faktanya ASInya tidak keluar banyak. Semua anjuran dan pantangan makanan sudah dilakukan. Hingga ASI booster pun tak membantunya. Obsesinya itu membawa anaknya dalam kondisi yang hampir sakit kuning karena bilirubinnya sudah mencapai 11.

blibli.com
Elizabeth Zenifer berbagi pengalamannya


Obsesi, perfectionist, overprotective , ASI yang tak banyak dan tak ada pendampingan keluarga membuat Elizabeth Zenifer mengalami baby blues. Dalam sehari rutinitasnya selalu berulang yang semua ia lakukan hanya untuk anaknya. Makan dan mandi hanya sekali dan selama 5 bulan pertama persalinannya ia tak bisa tidur nyenyak. Karena semua yang ia lakukan sendiri, hanya dibantu suami itupun kalau suaminya sedang berada di rumah. Seiringnya waktu Elizabeth Zenifer menyadari ternyata "kita tak akan pernah merencanakan motherhood. Justru karena tanpa rencana kita akan lebih enjoy mengasuh anak. Enjoy motherhood."  Kesimpulan terakhir yang saya dapat dari Elizabeth Zenifer.

Pada akhirnya Elizabeth Zenifer  menyerah dengan semua obsesinya walaupun masih tetap berusaha untuk ASI Eksklusif. Akhirnya ia putuskan untuk mempekerjakan asisten rumah tangga untuk mengurus rumahnya. Dan untuk peralatan dalam ASI Ekslusif nya ia telah menemukan produk yang cocok dan paling nyaman untuk anaknya. Sekarang Elizabeth Zenifer menggunakan botol ASI produk COMOTOMO.

comotomo baby bottle
Gambar produk Comotomo

Botol ASI/ Susu COMOTOMO merupakan produk dengan inovasi terbaru. Produk ini sengaja didesain lentur dan kenyal semirip mungkin dengan breast sang ibu. Pada nipple nya terdapat teknologi anti sedak dan anti kolik (keadaan bayi gelisah karena perutnya kembung akibat minum ASI/ susu dibotol bercampur dengan udara). Selain itu bahannya pun terjamin berkualitas tinggi. Food grade dan BPA free. Desainnya juga didesain supaya tidak membahayakan bayi bila terjatuh dari pegangan dan desainnya memudahkan dalam pencucian.


Sudah banyak testimoni para pembeli yang merasa puas dengan produk COMOTOMO. Produk COMOTOMO sangat membantu overcoming baby blues and breastfeeding. 



Baby blues saat menyusui yang bikin keki-pun, kini tak kan lagi ...Karena ada produk COMOTOMO.
Untuk informasi lebih lengkap klik blib.li/comotomo-bl
Foto bersama semua peserta Blibli Friends Meet Up










3 comments:

  1. perjalanan aku tentang jadi seorang Ibu masih panjang banget *wong lulus putih abu aja belum hehe* tapi entah kenapa suka searching-searching tentang baby blues. I mean, separah itu kah? Hehe makasih mbak sharingnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya dulu sebelum melahirkan juga berpikiran gak akan ngalamin baby blues, secara banyak cara tuk dapet informasi ttg perawatan baby. tp ternyata tanpa sadar baby blues itu telah saya rasakan & itu real yg saya rasakan saat baby blues.sama2 mb isthi.

      Delete
  2. ohh ini toh tulisan yang bersejarah dalam kehidupanmu mbak fer ahahaha. Nice banget emng suka aku bacanya. Ini yg namanya soft selling hahaha

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.